DOSEN : H. HAMSIR ACHMAD SKM.,
M.Kes
MATA
KULIAH : PVBP-B
PROPOSAL KEGIATAN FOGGING
“ Memberantas
Nyamuk Aedes Agepty Serta Mencegah Timbulnya Penyakit DBD Di RW01 Kel. Buakana,
Kec Rappocini, Kota Makassar ”
Disusun
oleh :
IRNA ARIANI FAJERI
PO.71.3.221.11.1.063
TINGKAT II-B
Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik
Kesehatan Makassar
Jurusan Kesehatan
Lingkungan
2013
A.
Dasar
Pemikiran
Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) telah dikenal di Indonesia sebagai penyakit yang endemis terutama bagi
anak-anak. Di Indonesia DBDtimbul sebagai wabah untuk pertama kalinya di
Surabaya pada tahun 1968. Sampai saat ini DBD dilaporkan dari 26 propinsi dan
telah menyebar dari daerah perkotaan ke daerah pedesaan. Penyebab penyakit ini
ialah virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegepty sebagai
faktor utama, disamping nyamuk Aedes Albopictus. Penyakit ini termasuk penyakit
yang banyak menimbulkan keresahan di masyarakat karena tingginya angka
kesakitan yang ditimbulkan serta kematian dalam waktu yang singkat.
Wabah penyakit demam berdarah yang
sering terjadi di berbagai daerah diIndonesia di beberapa tahun yang lalu perlu
mendapat perhatian. Begitu pula vektor Aedes Aegepty yang terdapat baik di
daerah pedesaan maupun perkotaan memberi resiko timbulnya wabah penyakit di
masa akan dating. Untuk mengatasimasalah penyakit demam berdarah di Indonesia
telah puluhan tahun dilakukan berbagai upaya pemberantasan vektor, tetapi
hasilnya belum optimal. Kejadian luar biasa (KLB) masih sering terjadi secara
teoritis ada empat cara untuk memutuskan rantai penularan DBD ialah melenyapkan
virus, isolasi penderita,mencegah gigitan nyamk (vector) dan penggalian vector.
Untuk pengendalian vector dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara kimia dan
pengelolaan lingkungan, salah satunya dengan cara pemberantasan sarang nyamuk
(PSN).
Nyamuk
ini adalah nyamuk rumah yang menggigit pada siang hari, gigitan nyamuk itu
sendiri lebih dari satu kali. Demam
Berdarah hanya ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti (betina) yang berkembang
biak di dalam air jernih di sekitar rumah, bukan di got / comberan yang berair
kotor. Protein yang terkandung di dalam darah
diperlukan oleh nyamuk betina untuk perkembangbiakan (produksi) telurnya.. Virus dengue penyebab DBD termasuk famili Flaviviridae,
yang berukuran kecil sekali, yaitu 35-45 mm.
Virus dengue sampai sekarang dikenal empat serotype (Dengue 1,
Dengue 2, Dengue 3, dan Dengue 4) termasuk dalam grup B Arthropoda Borne Virus
(Arbovirus). Keempat
serotype virus ini telah ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. Hasil
penelitian di Indonesia menunjukan bahwa Dengue-3 sangat berkait dengan kasus
Demam Berdarah Dengue berat dan merupakan serotipe yang paling luas
distribusinya disusul oleh Dengue-2, Dengue-1, dan Dengue-4 (Dit. Jen. PP &
PL, 2005).
Penyakit
DBD dapat menyerang semua umur. Pada awalnya penyakit ini lebih banyak
menyerang anak-anak, tetapi dalam dekade terakhir ini terlihat adanya
kecendrungan kenaikan proporsi penderita DBD pada orang dewasa.
Penyakit
DBD dapat menyerang semua umur. Pada awalnya penyakit ini lebih banyak
menyerang anak-anak, tetapi dalam dekade terakhir ini terlihat adanya kecendrungan
kenaikan proporsi penderita DBD pada orang dewasa.
Gejala
pada penyakit demam berdarah diawali dengan :
a.
Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38⁰C – 40⁰C).
b.
Manifestasi pendarahan, dengan bentuk: uji tourniquet positif
puspurapendarahan, konjungtiva, epitaksis, melena, dsb.
c.
Hepatomegali (pembesaran)
d.
Syok, tekanan nadi menurun menjadi 20mmHg atau kurang, tekanansitolik
sampai 80 mmHg atau lebih rendah.
e.
Trombositopeni, pada hari ke 3-7 ditemukan penurunan trombositsampai
100.000/mm.
f.
Hemokonsentrasi, meningkatnya nilai hematokrit.
g.
Gejala-gejala klinik lainnya yang dapat menyertai: anoreksia,
lemah,mual-mual, muntah, sakit perut, diare, kejang, dan sakit kepala.
h.
Pendarahan pada hidung dan gusi.
i.
Rasa sakit pada otot dan persendian, timbul bintik-bintik merah pada kulit
akibat pecahnya pembuluh darah.
Penularan
DBD terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti / Aedes albopictus betina yang
spade sebelumnya telah membawa virus dalam tubuh nyadari penderita demam
berdarah lain. Nyamuk aedes aegypti berasal dari Brasil dan Etiopia, dan sering
menggigit manusia pada waktu pagi dan siang. Orang yang beresiko terkena demam
berdarah adalah anak-anak yang berusia dibawah 15 tahun, dan sebagian besar
inggal di lingkungan lembab, serta daerah pinggiran kumuh. Penyakit DBD sering
terjadi di daerah tropis, dan muncul pada musim penghujan. Virus ini
kemungkinan muncul akibat pengaruh musim atau alam serta perilaku manusia.
B.
Maksud
Kegiatan foging (pengasapan) ini
bertujuan untuk memberantas nyamuk Aedes Agepty serta mencegah timbulnya
penyakit DBD di RW01 Kel. Buakana, Kec Rappocini
C.
Nama
Kegiatan
Dari hasil survei yang dilakukan
oleh Petugas Sanitasi Lingkungan Kota Makassar, maka kegiatan ini bernama “Kegiatan
Foging (Pengasapan)” dengan tema kegiatan “Memberantas nyamuk Aedes Agepty serta mencegah timbulnya penyakit DBD
di RW01 Kel. Buakana, Kec Rappocini, Kota Makassar”
D.
Waktu
Dan Tempat Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Jumat, 5 April 2013
Tempat : RW01 Kel.Buakana,
Kec.Rappocini, Kota Makassar
Waktu : 06.00 – 08.00 WITA
E.
Pelaksana
Kegiatan
Adapun pelaksana kegiatan pada
kesempatan ini, yaitu Petugas Sanitasi Lingkungan
Kota Makassar.
F.
Sumber
Dana
·
Departemen Kesehatan
·
Kepala desa
G.
Denah
Lokasi
Gambar
sketsa lokasi yang akan dilakukan penyemprotan, pada lampiran ke I
H.
Cara
Kerja
Cara
melarutkan insektisida dan cara penyemprotan,
pada lampiran ke II
I.
Rincian
Dana
Adapun
rincian dana yang dibutuhkan, dipaparkan,
pada lampiran ke III
J.
Penutup
Besar harapan kami kepada Bapak/ibu atas
kesediaannya bekerjasama dalam pelaksanaan kegiatan ini..Terimakasih atas
perhatian dari Bapak/ibu.
Billahi Tauffik
wal Hidayah
Wassalamu
alaikum wr.wb
Makassar,
7 April 2013
|
||||||
|
||||||
|
|
||||||
|
||||||
|
|
|
Lampiran I
SKETSA LOKASI PENYEMPROTAN
-
Kelurahan : Buakana
-
Kecamatan : Rappocini
-
RW : 01
-
RT : 01,02,03 dan 04
-
Kotamadya : Makassar
Lampiran II
CARA KERJA
A. Alat
1) Jumlah rumah 80 rumah
2) Swing Fog Machine 2 buah
3) Jerigen Solar 2 buah
4) Jerigen bensin 2 buah
5) Corong 4 buah
6) Pengaduk
7) Ember
8) Alat pelindung diri (APD) seperti masker, sarung tangan Topi, Sepatu dan Pelindung mata (Goggles) dan kain Lap/Serbet.
8) Alat pelindung diri (APD) seperti masker, sarung tangan Topi, Sepatu dan Pelindung mata (Goggles) dan kain Lap/Serbet.
B. Bahan
1) Malation 3 liter
2) Bensin 20 liter
3) Solar 60 liter
I. Cara melarutkan insektisida
a.
Tuangkan
insektisida kedalam jergen
b.
Tuangkan
solar/minyak tanah sehingga menjadi 20 liter
c.
Kocok
jergen agar larutan merata
d.
Masukkan
larutan kedalam mesin fog dengan corong bersaring
II. Hal Yang
Harus Diperhatikan Sebelum Penyemprotan
a.
Menutup
pintu, jendela dan biarkan tertutup sampai ± 15-30 menit.
b.
Menyelimuti
sangkar burung
c.
Mematikan
api/kompor
d.
Melakukan
3 M untuk membasmi jentik DBD
III. Cara
penyemprotan
a.
Pengasapan
dilakukan dari rumah ke rumah
b.
Pertama-tama
dari bagian belakang rumah kedepan
c.
Jika
berlantai dari lantai atas kebawah
d.
Selanjutnya
semprot diluar rumah.
Lampiran III
RINCIAN DANA
Swing Fog Machine 2 buah =
2 x Rp 1.650.000,- = Rp 3.300.000,-
Malathion 3 liter
= 3 x Rp 120.000,- =
Rp 360.000,-
Bensin 20 liter = 20 x
Rp 6.500,- = Rp 130.000,-
Solar 60 liter = 60 x
Rp 5.500,- =
Rp 330.000,-
Jerigen 20 liter = 6 x Rp
40.000,- = Rp 240.000,-
Baterai 8 buah =
8 x Rp 5.000,- =
Rp 40.000,-
Gaji petugas 6 orang = 6 x
Rp 150.000,- = Rp 900.000,-
Biaya administrasi = = Rp 250.000,-
Corong 4 buah = 4 x
Rp 12.000,- =
Rp 48.000,-
Biaya lain = =Rp 550.000 ,-
Jumlah =
Rp 6.148.000,-
Komentar
Posting Komentar